Melihat Isu Transisi Energi di Indonesia, Begini Kondisinya

transisi energi di Indonesia

Isu transisi energi di Indonesia jadi topik diskusi yang menurut saya menarik. Terutama ketika dibahas bersama teman-teman Eco Blogger Squad (EBS 2022). Berbeda dengan topik-topik sebelumnya yang saya rasa lebih dekat ke alam, obrolan mengenai energi ini terasa begitu dekat dengan hobi dan aktivitas harian saya yang banyak memanfaatkan teknologi.

Ada banyak hal menarik yang saya temukan dalam diskusi berdurasi 2 jam tersebut.

Salah satunya mengenai alasan kenapa kita harus melakukan transisi energi, apa yang sudah dilakukan pemerintah guna menerapkan transisi energi di Indonesia, apa saja tantangan transisi energi yang kita hadapi, hingga apa saja yang bisa kita lakukan untuk menyukseskan proses transisi energi tersebut.

Maka dari itu, saya juga mencoba mengabadikan, menceritakan ulang dan mendokumentasikannya kepada teman-teman. Mari kita mulai obrolan ini dari hal-hal sederhana yang mungkin jadi pertanyaan kita bersama.

Apa Itu Transisi Energi

Melansir dari laman Kementerian ESDM, transisi energi adalah proses yang dilakukan berbagai negara di dunia untuk mengurangi emisi karbon. Transisi energi merupakan proses yang panjang, sehingga diperlukan kerjasama yang baik antar berbagai pihak dalam penerapannya.

Baca juga:  Mengenal Masyarakat Adat, Penjaga Bumi yang Mengagumkan

Negara-negara di dunia yang menerapkan transisi energi bersepakat bahwa langkah ini bertujuan pada satu misi, yaitu memanfaatkan energi bersih yang terus meningkat.

Sementara menurut Traction Energy Asia, transisi energi merupakan upaya mengurangi penggunaan energi fosil dengan energi non fosil. Karena dinilai lebih rendah polusi dan emisi gas rumah kaca.

Transisi Energi di Indonesia

transisi energi di Indonesia

Indonesia jadi salah satu negara yang tengah berjuang melakukan transisi energi. Selain untuk mengurangi selimut polusi bumi, efek yang ditimbulkan dari gas rumah kaca (GRK) ternyata juga membawa dampak buruk terhadapa kehidupan masyarakat secara langsung. Contohnya seperti bencana alam yang sering terjadi di Indonesia.

Selain karena faktor alam, bencana tersebut dapat terjadinya karena adanya pengaruh dari GRK yang terus meningkat. Akibatnya banyak bencana alam yang terjadi seperti karhutla, tanah longsor, banjir, dan cuaca ektrem.

Badan Nasional Penggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa bencana terkait GRK merupakan yang paling sering terjadi di Indonesia.

Isu ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi sudah menjadi isu global yang terjadi di berbagai negara lain di dunia. Indonesia sendiri telah menerapkan transisi energi di beberapa bidang, seperti transisi energi pada sektor transportasi, dan transisi energi di sektor kelistrikan.

Contoh Penerapan Transisi Energi

Menurut penjabaran yang dikemukakan oleh Traction Energy Asia, ada beberapa contoh penerapan transisi energi yang telah dilakukan di Indonesia, seperti:

  • Transportasi darat: menggunakan Biodiesel B30 (30% biodiesel, 70% solar).
  • Transportasi laut: menggunakan Biodiesel B100 (murni biodiesel).
  • Transportasi udara: menggunakan Bioavtur B2,4 (2,4% bioavtur, 98,6% avtur).
  • Penggunaan kendaraan listrik.
Baca juga:  Melihat Peran Hutan dalam Mitigasi Perubahan Iklim

Tantangan Transisi Energi

Kamu mungkin penasaran, kenapa transisi energi yang dilakukan terkesan masih sedikit dan kecil? Apa tantangan transisi energi di Indonesia? Ya, selain karena ini merupakan proses transisi, nyatanya penerapan hal tersebut tidaklah mudah. Termasuk di Indonesia.

Ada beberapa kendala yang dialami terkait tantangan transisi energi di Indonesia, yaitu:

Tantangan Transisi Energi Sektor Transportasi

  • 100% biodiesel masih menggunakan CPO dari kelapa sawit.
  • Belum menggunakan bahan baku biofuel generasi kedua.
  • Biodiesel dari CPO berpotensi menyebabkan penebangan hutan.
  • Perlu pengingkatan biofuel generasi kedua dari limbah rumah tangga.

Tantangan Transisi Energi Sektor Listrik

  • Pasokan energi matahari dan angin bergantung musim.
  • Pasokan air untuk PLTA dan PLTMH memerlukan ekosistem sungai yang bersih.
  • Lokasi potensial jauh dari penduduk dan infrastruktur memadai.
  • RnD yang belum memadai di Indonesia.

Tantangan Energi pada Kendaraan Listrik

  • 67% pembangkit listrik masih menggunakan bahan bakar batu bara.
  • Kendaraan listrik belum sepenuhnya bebas GRK.
  • Perlu adanya pembangkit listrik energi terbarukan.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Setelah melihat kondisi penerapannya di lapangan, Anda mungkin bertanya, apa yang bisa kita lakukan? Hal-hala sederhana yang bisa dilakukan untuk mendukung transisi energi, yaitu:

  • Terlibat aktif dalam pengumpulan limbah rumah tangga.
  • Sebarkan cerita baik mengenai manfaat energi terbarukan.
  • Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
  • Menghemat penggunaan listrik.
  • Turut mengkampanyekan penggunaan produk energi terbarukan.
Baca juga:  Memahami Lahan Gambut untuk Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan

Pertanyaannya sekarang adalah apakah kamu siap ikut berperan dalam hal baik ini? Tidak usah khawatir jika kamu belum bisa mengambil peran dalam perubahan lebih besar. Sebab sama seperti saya, kamu bisa memulainya dengan hal kecil terlebih dahulu. Contohnya dengan menyebarkan informasi ini kepada orang-orang di sekitarmu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Chat Saya!
1
Hubungi saya!
Halo, ada yang bisa dibantu?