
Sesekali kita ngobrol santai lah ya. Apalagi udah banyak yang dilalui beberapa tahun belakangan ini. Sampe baru ngeh kalo tahun ini umur udah mau 28 tahun.
Gak lama lagi mau 30 tahun menikmati hidup. Apa, mau bilang udah tua? Gak jugalah. Saya masih ngerasa di usia 25 tahun. 25 tahun versi kekinian tapi, yang mulai ngerasain pegal-pegal karna kebanyakan rebahan.
Mungkin di umur 40 atau 45 lah saya baru ngerasa tua. Entah saya pemalas atau memang tak peduli dengan diri sendiri. Di umur segini (sejak 26 tahun juga sih) kalo ngeliatin orang lain, suka mikir diri sendiri kayak jalan di tempat.
Hidup dari tahun ke tahun kayak cuma bangun – sarapan – kerja – istirahat – makan malam – kerja – tidur. Repeat 365 days.
Jadi ingat kata-kata Squidward, “jika bisa kau lakukan besok, kenapa harus dilakukan hari ini.” — pikiranku setiap hari. Keseringan nunda sesuatu. Bahkan banyak ide-ide bagus hasil nugas di kamar mandi yang nguap gitu aja.
Tentang Pencapaian Setahun Terakhir
Supaya ngerasa produktif kayak orang-orang, sepanjang 2021 sampai sekarang, saya selalu nulis “achievement” di Notion.
Pencapaian sesimpel pendapatan bulanan, interview (tahap satu) di company A, sampe pencapaian yang berkesan buatku, bergabung ke Pikiran Rakyat Media Network.
Jadi Pemateri di Event Kominfo
Sebelum obrolan soal Kominfo seramai sekarang, Maret 2021 saya dapat kesempatan jadi pembicara di salah satu event mereka. Pembicara untuk Indonesia Makin Cakap Digitalyang juga diadakan di Pontianak.
Berawal dari rekomendasi teman. Katanya ada yang cari pembicara untuk bahas seputar difabel di acara itu. Ternyata langsung dihubungi oleh panitia, dan akhirnya bisa ikut di acara yang berlangsung serentak di sejumlah kota itu.
Salah satu mimpi yang jadi nyata. Dulu sekali, senang berkhayal suatu saat nanti bisa bicara di depan orang banyak, dalam event berskala nasional.
Walau hanya dapat kesempatan di Pontianak, respon keluarga sangat bahagia waktu saya kabari soal itu. Apalagi mereka juga bisa lihat secara langsung via Zoom.
Itu bukan kali pertama saya berkolaborasi dengan Kemkominfo. Tapi jadi yang pertama untuk terlibat langsung di dalamnya. Biasanya jadi tim support untuk berbagai kegiatan mereka.
Jadi #PasukanDewa di DewaBiz
Setelah berbulan-bulan apply job di LinkedIn sejak Oktober 2020, akhirnya dapat kesempatan untuk jadi bagian dari #PasukanDewa di DewaBiz. Bergabung sebagai freelance writer sejak Maret 2022.
Sebelumnya sempat di posisi yang sama di Sahabat Hosting Indonesia sejak Januari 2021.
Mungkin kamu heran, “emang boleh kerja di dua perusahaan di bidang yang sama, di waktu bersamaan?”
Posisi saya adalah freelancer. Bukan pegawai tetap yang terikat kontrak resmi secara tertulis dan harus mencapai target bulanan.
Pun kalau diperhatikan, tulisan saya untuk keduanya berbeda. Juga kedua layanan tersebut punya standarnya dalam aturan penulisan artikel.
Tidak ada batasan jumlah minimum atau maksimum artikel yang harus saya publish setiap bulan. Kalau mau dapat fee lebih banyak, ya nulis lebih banyak. Baik dari jumlah artikel atau jumlah kata di dalamnya.
Sampai saat ini ‘tabungan’ artikel saya sudah banyak di kedua web layanan hosting itu. Nantinya akan tayang secara berkala. Semoga apa yang saya tulis, bisa membantu banyak orang yang sedang mengalami atau mencari topik yang sedang dibahas.
Jadi Mitra Media PRMN
Saya bukan orang yang ambis. Tapi saat saya mau mendapatkan sesuatu, saya akan mengusahakannya semampu saya. Kalau pun nantinya gagal, setidaknya saya sudah berusaha.
Itulah yang terjadi pada saya di 2022 ini. Selain mendapat kerjasama sebagai freelance writer di DewaBiz, saya juga diberi kesempatan untuk berkembang dalam ekosistem Pikiran Rakyat Media Network (PRMN).
Bersama beberapa rekan dari Kalimantan, kami tengah membangun media online di bawah naungan dan pengawasan PRMN.
Saya bergabung di PRMN, tepatnya di Zona Kaltim pada Mei 2022. Masih terus aktif sampai sekarang. Seperti tulisan-tulisan saya lainnya, di portal ini saya juga lebih berfokus pada niche teknologi, lifestyle dan hiburan.
Content Creator BintanGo
Dulu banget waktu mulai karir sebagai content writer, sempat mikir akan jadi penulis yang fokus di satu niche, teknologi. Tapi pada akhirnya faktor finansial dan kebutuhan pasar (klien) yang harusnya diperhatikan. Jadilah penulis ragam tema seperti sekarang.
“Bang, gimana menyesuaikan skill (pengetahuan di topik tertentu) dan permintaan klien?”
Ya belajar. Pelajari brief dari klien, cari informasi yang kita butuhkan. Kita tidak bisa jago di segala bidang, tapi setidaknya kita mau mencoba, mencari tau.
Itu juga yang akhirnya membawa saya menuju perjalanan sebagai content creator (spesifik YouTube, Instagram, dan kemungkinan TikTok).
Perjumpaan dengan BintanGo ini bisa dibilang tak sengaja. Berawal dari broadcast WhatsApp dari akun officialnya (centang ijo).
Jujur sempat saya abaikan, karna buat saya itu chat promosi yang dikemas personal dengan penyebutan nama kita. Sampai akhirnya mereka ngenalin program BintanGo Creat•ED (Created).
Program support yang ditujukan untuk content creator. Terutama yang masih pemula. Ada banyak kelas dan tantangan yang bisa diikuti. Jadi apa salahnya dicoba, kan?
Selanjutnya Apa?
Saya bukan tipe perencana, cenayang yang menebak 5 tahun lagi akan jadi A, ngelakuin B, mencapai C, ngeluhin D, berakhir di E.
Ingin lebih baik, tentu. Kita semua mau jadi orang beruntung. Orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin.
Tapi kalau ditanya, gimana rasanya udah melangkah sejauh ini? Jujur saat nulis ini pun, saya ngerasa belum sehebat orang lain yg selalu saya lihat di sosial media. Tulisan ini pun sempat mau dihapus, padahal udah mau 1000 kata.
Tapi buat seru-seruan, akan tetap publish di blog.
Kalo ditanya next bakal ngapain, saya pengen kembali ke beberapa tahun lalu, tapi dengan segala ‘upgrade’ yang dipunya sekarang. 2014-2016 jadi momen di mana rasanya saya bisa berlari kencang. Belajar, kerja, bangun pertemanan.
Semua terasa berharga di masa itu. Saat titik balik hidup saya baru di mulai, setelah badai di sepanjang 2011-2013.
Entah karna terlalu nyaman di posisi sekarang atau memang sudah kehabisan tenaga untuk berlari. Saya seperti jalan di tempat, tapi ingin berada di depan orang lain. Minimal sejajar dengan mereka, masuk dalam pertemanannya yang hebat itu.
Tapi apa remaja jompo ini mampu? Hari-hari hanya berakhir di kasur untuk rebahan sambil skrol timeline. Baru kerja sebentar, udah ngeluh sakit pinggang.
Apa iya saya masih kuat lari kayak dulu?
Kita tunggu saja setahun lagi. Itu juga kalau saya ingat pernah nulis ini dan punya mood yang bagus untuk review ulang. Terima kasih sudah sangat gabut membaca sampai di bagian ini. Saya mau lanjut rebahan lagi. Jangan lupa produktif hari ini.
Wah.. karya-karyanya dah hebat kok. saya malah beneran jalan ditempat.
Btw, ke belog ilmi ini, karena menurut akun google saya blog ilmi ini banyak mengarahkan orang-orang. Cuman saya penasaran pada bagian mana (backlink) yang mengarahkan ke Blog saya 🙂
28 tahun sudah banyak karya.. saya 28 tahun belum jadi apa-apa 🙂